NEWS UPDATE :  

Berita

Modul Pembelajaran PPG Akuntansi Serli Afrelita

   Modul pembelajaran digunakan acuan untuk mempermudah pembelajaran kepada siswa. Modul berisikan materi pembelajaran yang akan diajarkan oleh guru. Modul pembelajaran akuntansi berikut merupakan hasil dari salah seorang guru kami ibu serli afrelita dari program PPG. Diharapkan modul ini bisa memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.Berikut linknya 


 


MODUL AKUNTANSI KEUANGAN

SMK KELAS XI SEMESTER 1

 

 

BIDANG KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN

Program Keahlian Akuntansi

Materi Mengelola Dana Kas Kecil

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Disusun Oleh    : Serli Afrelita, S.Pd

SMK NEGERI 1 CIKARANG UTARA

2020


 

PEMBELAJARAN

 

A.   KEGIATAN BELAJAR

Kompetensi Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1.      Menganalisis pembentukan kas kecil dengan berbagai metode

3.1.1. Menelaah pengertian kas kecil

3.1.2. Menelaah fungsi kas kecil

3.1.3. Menelaah peralatan yang dibutuhkan dalam mengelola kas kecil

3.1.4. Menelaah dokumen transaksi yang dibutuhkan dalam pencatatan kas kecil

3.1.5. Mengelompokkan perbedaan pencatatan kas kecil dengan sistem dana tetap dan sistem dana tidak tetap

4.1.      Melakukan pencatatan kas kecil dengan berbagai metode

4.1.1. Menerapkan pencatatan kas kecil dengan sistem dana tetap

4.1.2. Menerapkan pencatatan kas kecil dengan sistem dana tidak tetap

4.1.3. Mempresentasikan hasil pencatatan kas kecil dengan sistem dana tidak tetap

4.1.4. Mempresentasikan hsail pencatatan kas kecil dengan sistem dana tidak tetap

 


 

1.   Tujuan Pembelajaran

Setelah melaksanakan proses pembelajaran melalui tahapan model Problem Based Learning (PBL):

a.    Peserta didik mampu menelaah pengertian kas kecil dengan mandiri dan tepat

b.   Peserta didik mampu menelaah fungsi kas kecil dengan mandiri dan tepat

c.    Peserta didik mampu menelaah peralatan yang dibutuhkan dalam mengelola kas kecil dengan mandiri dan tepat

d.   Peserta didik mampu menelaah dokumen transaksi yang dibutuhkan dalam pencatatan kas kecil dengan mandiri dan tepat

e.    Peserta didik mampu mengelompokkan perbedaan pencatatan kas kecil dengan sistem dana tetap dan sistem dana tidak tetap dengan mandiri dan tepat

f.     Peserta didik mampu menerapkan pencatatan kas kecil dengan sistem dana tetap dengan mandiri dan tepat

g.    Peserta didik mampu menerapkan pencatatan sistem dana tidak tetap dengan mandiri dan tepat

h.   Peserta didik mampu mempresentasikan hasil pencatatan kas kecil dengan sistem dana tetap dengan mandiri dan tepat

i.     Peserta didik mampu mempresentasikan hasil pencatatan kas kecil dengan sistem dana tidak tetap dengan mandiri dan tepat

 

2.   Uraian Materi

Akuntansi Kas Kecil Sistem Dana Tetap

Pengertian Kas Kecil

 

Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pegeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. Pengelolaan dana kas kecil diserahkan kepada pemegang kas kecil yang bertanggung jawab terhadap pembayaran-pembayaran yang diambilkan dari dana kas kecil. Pengelolaan kas kecil tidak berhak menerima pembayaran-pembayaran dari pihak luar. Atau, dana yang dikelola hanya yang diterima dari pemegang kas besar dan kas umum.

Kas kecil memliki beberapa karakteristik, diantaranya:

1.   Jumlahnya terbatas

Pihak manajemen perusahaan biasanya membatasi jumlah kas kecil sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jumlah kas kecil tiap perusahaan akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat operasionalnya.

 

2.   Digunakan untuk membiayai transaksi rutin yang jumlahnya relatif kecil

Tujuan dari kas kecil, sebagai persediaan untuk mendanai transaksi rutin yang jumlahnya kecil. Pihak manajemen memiliki hak untuk menentukan besarnya kas kecil, tentunya disesuaikan dengan operasional perusahaan.

 

Fungsi-Fungsi Yang Terkait Dengan Kas Kecil
Kas kecil yang dibentuk oleh perusahaan memiliki beberapa fungsi yaitu :
1.   Fungsi Kas
Bertanggung jawab dalam mengisi cek, meminta otorisasi atas cek dan menyerahkan cek pada pemegang dana kas kecil pada saat pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.

 

2.   Fungsi Akuntansi

Bertanggung jawab atas: segala pencatatan yang terjadi terhadap kas kecil, diantaranya :

a)    Pencatatan pengeluaran kas kecil menyangkut biaya dan persediaan.

b)   Pencatatan transaksi pembentukan dana kas kecil

c)    Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran kas/register cek.

d)   Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil.

e)    Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut, fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan keabsahan dokumen pendukung sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar.

 

3.   Fungsi Pemegang Dana Kas Kecil

Bertanggung jawab atas penyimpanan dana kas kecil, pengeluaran dana kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk dan permintaan pengisian kembali dana kas kecil.

 

4.   Fungsi Pemeriksa Intern

Bertanggung jawab atas penghitungan dana kas kecil  (cash count) secara periodik dan pencocokan hasil penghitungannya dengan catatan kas, fungsi ini juga bertanggung jawab atas pemeriksaan secara mendadak (surprised audit) terhadap saldo dana kas kecil yang ada di tangan pemegang dana kas kecil.

 

5.   Fungsi pembayaran tunai

Kas kecil digunakan hanya untuk pembayaran tunai yang relatif kecil.

 

Sistem Pencatatan Kas Kecil

Pengelolaan dana kas kecil dilakukan dengan dua metode pencatatan yaitu dapat menggunakan metode dana tetap (inprest fund method) maupun metode dana tidak tetap (fluctuation fund method).

1.   Metode Dana Tetap (inprest fund method)

Dalam sistem dana tetap, besarnya dana kas kecil selalu tetap sebesar dana kas kecil yang telah ditentukan. Bila jumlah kas kecil sudah berkurang karena untuk melakukan pembayaran-pembayaran, maka pada akhir periode pengelola dana kas kecil akan meminta pengisian kembali kas kecilnya sejumlah uang yag telah dikeluarkan sehingga jumlah uang dalam kas kecil kembali lagi seperti semula. Pada waktu pengisian kembali dana kas kecil jumlahnya didukung dengan bukti-bukti pengeluaran yang dilaporkan. Dalam sistem dana tetap, pengelolaan kas kecil menyelenggarakan pembukuan, melainkan hanya mengadakan pencatatan kas kecil yang sifatnya intern untuk mengetahui saldo kas.

Ciri-ciri penerapan metode dana tetap pada kas kecil adalah sebagai berikut :

a.    Pegelolaan kas kecil mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran yang telah dilakukan sesuai kewenangannya. Dengan bukti-bukti tersebut, pengelola kas kecil meminta penggantian kepada kasir kas umum.

b.   Penggantian dana kas kecil dilakukan dengan penarikan cek yang sama jumlahnya degan dana kas kecil yang sudah dikeluarkan, sehingga dana kas kecil tersedia kembali.

c.    Pada saat dilakukan penggantian dana kas kecil, bukti-bukti pengeluaran kas kecil dicatat dalam jurnal pengeluaran kas sebagai pengeluaran kas kecil.

 

2.   Metode Dana Tidak Tetap  (fluctuation fund method)

Dalam metode dana tidak tetap, pemakaian kas kecil oleh kasir kas kecil dicatat dalam bentuk jurnal formal sehingga buku kas kecil dapat digunakan sebagai dasar pencatatan dalam buku besar. Dana kas kecil tidak ditentukan dalam jumlah yang tetap, sehingga jumlah penggantian dana kas kecil pengisian kembali) tidak harus sama dengan jumlah yang telah dikeluarkan. Oleh karena itu, dalam metode dana tidak tetap tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian terhadap saldo akun kas kecil pada akhir periode.

 

Dalam metode dana tidak tetap, saldo kas kecil berubah-ubah. Penggunaan prosedur pencatatan metode dana tidak tetap adalah sebagai berikut :

a.    Pada saat pembentukan dana kas kecil, akan dilakukan pencatatan dengan mendebet Kas Kecil dan mengkredit Kas.

b.   Setiap ada pengeluaran kas kecil, langsung dilakukan pencatatan dengan mendebet Beban dan mengkredit Kas Kecil.

c.    Pengisian kembali dapat dilakukan sebesar jumlah yang sama, lebih besar atau lebih kecil daripada saat pembentukan tanpa memperhatikan berapa kas kecil yang sudah dikeluarkan.

 


 

Pencatatan Kas Kecil dengan sistem dana tetap

 

No

Keterangan

Jurnal

1

Pada waktu pembentukan dana kas kecil

Kas Kecil               xxx

       Kas                        xxx

2

Pada saat pemegang kas kecil melakukan pembayaran

Tidak dijurnal

 

3

Pada saat pemegang kas kecil menyerahkan bukti-bukti pengeluaran kepada pemegang kas besar untuk penggantian dana atau pengisian kembali kas kecil

Berbagai beban       xxx

       Kas                        xxx

4

Dana kas kecil dianggap terlalu kecil dan perlu di tambah

Kas kecil              xxx

     Kas                          xxx

5

Dana kas kecil dianggap terlalu besar dan dikurangi jumlahnya

Kas                      xxx

      Kas kecil                xxx

6

Pada akhir periode, jika ada pengeluaran yang belum dicatat, maka harus dibuat jurnal penyesuaian

Berbagai beban     xxx

       Kas kecil              xxx

7

Pada awal periode dibuat jurnal pembalik sebesar pengeluaran uang belum dicatat tadi agar saldo kas kecil kembali seperti sebelum diisi kembali

Kas kecil               xxx

      Berbagai beban      xxx

 

 

Kasus 1:

Februari 1   PT Sejati membentuk dana kas kecil Rp. 800.000 dengan menarik cek sebesar Rp. 800.000.

Februari 14 Pengeluaran kas kecil sampai dengan hari ini sebesar Rp. 420.000. Dengan rincian sebagai berikut :

                   Dibayar telepon                       Rp. 150.000

                   Dibayar listrik                                   Rp. 100.000

                             Dibayar beban angkut penjualan      Rp.   80.000

                   Dibeli perlengkapan kantor               Rp.   50.000

                   Dibayar langganan surat kabar         Rp.   40.000

Februari 15 Dilakukan pengisian kas kecil sebesar Rp. 420.000.

Februari 16 Dana kas kecil dianggap terlalu kecil sehingga perlu ditambah sebesar Rp, 200.000

Februari 28 Diadakan tutup buku dan ternyata pengeluaran sampai dengan tanggal tersebut yang belum dicatat sebesar Rp. 250.000, yang terdiri dari :

                   Dibayar beban air                    Rp. 120.000

                   Dibeli perlengkapan                          Rp.   80.000

                   Dibayar beban pertemuan                 Rp.   50.000

 

Buatlah jurnal dengan sistem dana tetap !

Kasus 2

PT  DUHA LAIA  menyelenggarakan kas kecil untuk pengeluaran-pengeluaran kecil. Kas kecil tersebut dibuka pada tanggal 1 Januari 2004 dengan menerima uang sebesar Rp 1.000.000,00 dari Kas Umum. Untuk selanjutnya kas kecil diisi setiap tanggal 10 dan 25.

Transaksi yang berhubungan dengan kas kecil selama bulan Januari 2004, sebagai berikut:

Januari

03

Dibayar biaya angkut barang yang dibeli Rp 50.000,00

 

05

Dibeli perangko Rp 75.000,00 dan Materai Rp 125.000,00 (suplai kantor).

 

09

Dibayar Rekening Listrik Rp 108.000,00 dan air Rp 54.000,00.

 

10

Dana kas kecil diisi kembali.

 

12

Dibayar Biaya Telepon Rp 125.000,00

 

15

Dibeli snack untuk rapat dinas Rp 80.000,00.

 

20

Dibeli suplai kantor Rp 150.000,00

 

25

Dana kas kecil diisi kembali.

 

26

Dibayar untuk sosial (ada anggota keluarga karyawan yang meninggal) Rp 150.000,00.

 

28

Dibeli suplai kantor Rp 100.000,00

 

31

Dibayar biaya angkut barang yang dibeli Rp 20.000,00.

AKUNTANSI KAS KECIL SISTEM DANA BERFLUKTUASI

 

 

A.   Pencatatan kas kecil dengan sistem dana berfluktuasi:

Pencatatan sistem dana tidak tetap dalam jurnal umum dapat dilakukan sebagai berikut :

No.

Keterangan

Jurnal

1

Pada saat pembentukan dana kas kecil

Kas kecil            xxx

     Kas                          xxx

2

Pada saat pemegang dana kas kecil melakukan pembayaran beban-beban

Beban-beban      xxx

      Kas kecil                 xxx

3

Pada saat menerima tambahan uang dari pemegang kas besar

Kas kecil             xxx

       Kas                         xxx

4

Pada waktu kas kecil diisi kembali

Kas kecil              xxx

        Kas                         xxx

 

B.   Perbedaan sistem pencatatan kas kecil dana tetap dan dana berfluktuasi

Perbedaan antara sistem dana tetap dan tidak tetap dijelaskan sebagai berikut :

No.

Sistem Dana Tetap

Sistem Dana Tidak Tetap

1

Saldo akun kas kecil selalu tetap

Saldo akun kas kecil berubah-ubah mengikuti pengeluaran dan penerimaan kas kecil

2

Pengeluaran kas kecil baru dicatat saat diisi

Setiap pengeluaran kas kecil langsung dicatat dengan jurnal

3

Buku kas kecil hanya berfungsi sebagai alat kontrol dan tidak dapat diposting ke buku besar

Buku kas kecil berfungsi sebagai jurnal dan menjadi dasar untuk posting akun-akun buku besar

4

Pengeluaran kas kecil yang sampai akhir periode belum dicatat perlu dibuat jurnal penyesuaiannya.

Pengeluaran kas kecil yang sampai akhir periode belum dicatat tidak perlu dibuat jurnal penyesuaiannya dan tidak perlu dibuat jurnal pembalik sebab setiap pengeluaran langsung dicatat di jurnal

 

C.   Mutasi Dana Kas Kecil pada Buku Kas Kecil

Setiap transaksi yang akan mempengaruhi posisi saldo kas kecil harus dicatat ke dalam dokumen yang digunakan untuk mengelola administrasi dana kas kecil. Dokumen tersebut antara lain.

a.    Bukti Kas Keluar (BKK)

Bukti ini diperlukan pada saat kasir mengeluarkan dana kas, misalnya untuk pembentukkan dana kas kecil dan pada saat pengisiaan kembali dana kas kecil.

 

b.   Permintaan Pengeluaran Kas Kecil (PPKK)

Bukti ini digunakan untuk meminta uang ke pemegang kas kecil, sedangkan bagi pemegang kas kecil, bukti ini sebagai bukti pembayaran kas kecil kepada pengguna kas kecil.

 

c.    Bukti Pengeluaran Kas Kecil (BPKK)

Bukti ini digunakan untuk mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil.

 

d.   Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil (PPKKK)

Bukti ini dibuat oleh pemegang kas kecil untuk meminta pengisian kembali kas kecil kepada bagian keuangan.

 


 

Kasus 1

Tanggal 1 April 2015 PT. Makmur membentuk dana kas kecil sebesar Rp. 500.000 dengan menarik cek sebesar Rp. 500.00. Transaksi yang terjadi sampai dengan tanggal 15 April 2015 adalah sebagai berikut :

April  3  Membeli perlengkapan kantor                          Rp.  80.000

          4  Membayar beban angkut pembelian                Rp.  40.000

          7  Membayar langganan koran dan majalah                  Rp.  50.000

          10 Membayar beban listrik                                   Rp. 120.000

          12 Membayar beban telepon                                Rp. 140.000

          14 Membayar beban rapat                                    Rp.  50.000

          15 Kas kecil diisi kembali                                     Rp. 495.000

Catatlah transaksi di atas dengan sistem dana tidak tetap !

Kasus 2

          PD. Subur Jaya menyelenggarakan Kas Kecil untuk pengeluaran-pengeluaran kecil. Kas Kecil tersebut mulai dibuka pada tanggal 1 Desember 2015 dengan menerima tembusan bukti kas keluar No.001 sebesar Rp 200.000 dari Kas Pusat. Untuk selanjutnya Kas Kecil diisi setiap tanggal 10 dan 25. Transaksi yang berhubungan dengan Kas Kecil selama bulan Desember 2015 adalah sebagai berikut:

-          Des, 3                   Permintaan pembelian prangko Rp 10.000 dan materai Rp 10.000 dari bagian umum dengan PPKK No.002

 

-          Des, 7                   Permintaan penggunaan kas kecil untuk membayar rekening listrik Rp 40.000 dan air Rp 20.000 dengan PPKK No.003

 

-          Des, 10       Pemegang kas kecil membuat PPKKK No.004 untuk mengisi kembali dana kas kecil sebesar Rp 80.000, untuk itu pemegang kas kecil menerima BKK No.005

 

-          Des, 12       Permintaan penggunaan kas kecil dengan PPKK No.006 untuk membayar biaya telegram Rp 15.000 dan biaya iklan pada Rp 40.000

 

-          Des, 15       Diterima BPKK No.007 pembelian prangko dan materai beserta dokumen penduukung

 

-          Des, 18       Permintaan pembayaran biaya angkut barang yang dibeli dengan PPKK No. 008 sebesar Rp 25.000

 

-          Des, 22       Permintaan penggunaan kas kecil dengan PPKK No.009 untuk membayarbiaya telegram Rp 20.000

 

-          Des, 25       Pemegang kas kecil membuat PPKKK No.010 untuk mengisi kembali dana kas kecil sebesar Rp 100.000, untuk itu pemegang kas kecil menerima BKK No.011

 

-          Des, 26       Permintaan pembelian perlengkapan kantor dengan PPKK No.012 sebesar Rp 25.000

 

-          Des, 27       Diterima BPKK No.013 pembayaran rekening listrik dan air

 

-          Des, 28       Permintaan penggunaan kas kecil untuk pembayaran pengobatan karyawan yang sakit dengan PPKK No.014 sebesar Rp 15.000

 

-          Des, 29       Diterima BPKK No.015 pembayaran biaya telegram dan iklan

 

-          Des, 30       Permintaan pembayaran biaya angkut barang dengan PPKK No.16 sebesar Rp 30.000

Buatlah Jurnal Umum atas transaksi Kas Kecil diatas beserta buku kas kecilnya

 

 

 

 


 

PEMERIKSAAN SALDO KAS KECIL

A.   Tujuan Pemeriksaan/Perhitungan fisik saldo kas

Perhitungan fisik dana kas kecil dilakukan oleh petugas yang tidak terkait dengan tugas pengelolaan kas kecil. Uang tunai dan benda-benda yang tergolong dalam kas kecil dihitung dan dilaporkan secara rinci mengenai jenis dan nilai per satuan. Jumlah saldo kas kecil menurut perhitungan fisik harus sama dengan saldo kas kecil menurut catatan. Saldo menurut catatan dihitung sebagai berikut.

          Saldo kas kecil awal periode                                 Rp..............

          Ditambah : pengisian dana kas kecil                    Rp.............. +

                                                                             Rp..............

          Dikurangi : jumlah pengeluaran dana kas kecil                      Rp............... –

          Saldo kas kecil akhir periode                                Rp...............

Berikut Tujuan Pemeriksaan, antara lain :

Ø  Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas kecil.

Ø  Untuk memeriksa apakah saldo kas kecil sama dengan catatan.

Ø  Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan kas kecil.

 

B.   Penyusunan Berita Acara Pemeriksaan Kas Kecil

UD Jaya Abadi

Jakarta

Berita Acara Perhitungan Kas Kecil

31 Desember 2014

1.   Menurut catatan

Saldo per 1 Desember 2014                                          Rp. 1.600.000

Pengisian dana kas kecil                                               Rp. 1.500.000+

Rp. 3.100.000

Pengeluaran kas kecil selama bulan Desember            Rp. 1.350.000-

Rp. 1.750.000

2.   Perhitungan fisik kas kecil

2.1                Uang Kertas

3   lembar @ Rp. 100.000    =    Rp. 300.000

6   lembar @ Rp.   50.000    =    Rp. 300.000

9   lembar @ Rp.   20.000    =    Rp. 180.000

42 lembar @ Rp.   10.000    =    Rp. 420.000

59 lembar @  Rp.    5.000    =    Rp. 295.000

33 lembar @  Rp.    1.000    =    Rp,   33.000 

Jumlah uang kertas                                       Rp. 1.528.000

2.2                Uang Logam

105 keping  @  Rp. 1.000   =  Rp. 105.000

123 keping  @  Rp.   500    =  Rp.  61.500

195 keping  @  Rp.   200    =  Rp.  39.000

165 keping  @  Rp.   100    =  Rp.  16.500

Jumlah uang logam                                            Rp.   222.000+

Jumlah saldo fisik kas kecil 31 Desember 2014                      Rp. 1.750.000

 

C.   Perlakuan Adanya Selisih Saldo Kas Kecil

Jika kas menurut perhitungan fisik lebih besar daripada kas menurut catatan, disebut selisih kas lebih. Jika sebaliknya, disebut selisih kas kurang. Selisih kas dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut :

1.   Jumlah yang diterima atau yang dikeluarkan lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang seharusnya dicatat, karena tidak terjadinya uang pecahan kecil.

2.   Kehilangan akibat kekeliruan saat transaksi pertukaran, misalnya saat memberikan uang kembali.

3.   Kesalahan pencatatan dalam jurnal

4.   Sebab-sebab lain yang sama sekali tidak diketahui.

Pada akhir periode pencatatan, selisih kas lebih dianggap sebagai pendapatan dan selisih kas kurang dianggap sebagai kerugian atau beban. Dalam laporan laba rugi, selisih kas lebih diinformasikan sebagai pendapatan diluar usaha, dan selisih kas kurang diinformasikan sebagai beban diluar usaha. Pencatatan selisih kas kecil dilakukan sebagai berikut :

1.   Selisih kas lebih,

Jumlah dana fisik lebih besar daripada saldo pada buku kas kecil. Dicatat dalam jurnal, yaitu mendebit akun Kas Kecil dan mengkredit akun Selisih Kas Kecil.

2.   Selisih kas kurang,

Jumlah dana fisik lebih kecil daipada saldo pada buku kas kecil. Dicatat dalam jurnal, yaitu mendebit akun Selisih Kas Kecil dan mengkredit akun kas kecil.

Contoh :

Pada tanggal 31 Agustus 2014, terdapat saldo kas kecil Rp. 1.750.000, tetapi jumlah kas kecil secara fisik Rp. 1.950.000. berarti ada selisih kas lebih sebesar Rp. 200.000.

Jurnalnya

Kas Kecil                                  Rp. 200.000

                   Selisih Kas Kecil                                Rp. 200.000

 

Pada tanggal 31 Agustus 2014, terdapat saldo rekening kas kecil Rp. 1.570.000 tetapi berdasarkan hitungan fisik berjumlah Rp. 1.750.000. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata penerimaan dana kas kecil dari kas besar pada tanggal 15 Agustus 2014 sebesar Rp. 950.000 hanya dicatat Rp. 770.000. kesalah tersebut dapat diperbaiki dengan jurnal koreksi sebagai berikut :

Kas kecil                        Rp. 180.000

              Kas                                          Rp. 180.000

 

Kasus 1

Diketahui PT Palapa pada 1 September 2015 melakukan pembentukkan kas kecil sebesar Rp 4.000.000, pada 30 September saldo kas kecil pada buku kas kecil sebesar Rp 350.000. Saldo fisik dana kas kecil pada brankas sebesar Rp 350.000. Buatlah berita acara pemeriksaan kas kecil!

Kasus 2

Diketahui saldo kas kecil PT Wulan Jaya per 1 Juli 2016 sebesar Rp 2.000.000, selama periode juli 2016 perusahaan melakukan pengisian kas kecil sebesar Rp 1.500.000, pada 31 juli 2016 saldo kas kecil pada buku kas kecil PT Wulan Jaya sebesar Rp 490.000. Berdasarkan perhitungan fisik terdapat: 5 lembar @ Rp 50.000, 10 lembar @ Rp 20.000, 3 lembar @ Rp 10.000 dan 4 lembar @ Rp 5.000.

Bagaimanakah perlakuan atas kasus tersebut dan buatlah berita acara atas pemeriksaan kas kecil periode Juli 2016

 

3.   Rangkuman

4.   Tugas

5.   Tes formatif

6.   Kunci jawaban formatif

7.   Lembar kerja

1.   Kegiatan belajar 2

2.   Dst


 

BAB III EVALUASI

A.   KOGNITIF SKILL

B.   PSIKOMOTOR SKILL

C.   ATTITUDE SKILL

D.  PRODUK/BENDA KERJA SESUAI KRITERIA STANDART

E.   BATASAN WAKTU YANG TELAH DITETAPKAN

F.   KUNCI JAWABAN


 

DAFTAR PUSTAKA

 


MODUL AKUNTANSI KEUANGAN

SMK KELAS XI SEMESTER 1

 

 

BIDANG KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN

Program Keahlian Akuntansi

Materi Mengelola Dana Kas Kecil

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Disusun Oleh    : Serli Afrelita, S.Pd

SMK NEGERI 1 CIKARANG UTARA

2020


 

PEMBELAJARAN

 

A.   KEGIATAN BELAJAR

Kompetensi Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1.      Menganalisis pembentukan kas kecil dengan berbagai metode

3.1.1. Menelaah pengertian kas kecil

3.1.2. Menelaah fungsi kas kecil

3.1.3. Menelaah peralatan yang dibutuhkan dalam mengelola kas kecil

3.1.4. Menelaah dokumen transaksi yang dibutuhkan dalam pencatatan kas kecil

3.1.5. Mengelompokkan perbedaan pencatatan kas kecil dengan sistem dana tetap dan sistem dana tidak tetap

4.1.      Melakukan pencatatan kas kecil dengan berbagai metode

4.1.1. Menerapkan pencatatan kas kecil dengan sistem dana tetap

4.1.2. Menerapkan pencatatan kas kecil dengan sistem dana tidak tetap

4.1.3. Mempresentasikan hasil pencatatan kas kecil dengan sistem dana tidak tetap

4.1.4. Mempresentasikan hsail pencatatan kas kecil dengan sistem dana tidak tetap

 


 

1.   Tujuan Pembelajaran

Setelah melaksanakan proses pembelajaran melalui tahapan model Problem Based Learning (PBL):

a.    Peserta didik mampu menelaah pengertian kas kecil dengan mandiri dan tepat

b.   Peserta didik mampu menelaah fungsi kas kecil dengan mandiri dan tepat

c.    Peserta didik mampu menelaah peralatan yang dibutuhkan dalam mengelola kas kecil dengan mandiri dan tepat

d.   Peserta didik mampu menelaah dokumen transaksi yang dibutuhkan dalam pencatatan kas kecil dengan mandiri dan tepat

e.    Peserta didik mampu mengelompokkan perbedaan pencatatan kas kecil dengan sistem dana tetap dan sistem dana tidak tetap dengan mandiri dan tepat

f.     Peserta didik mampu menerapkan pencatatan kas kecil dengan sistem dana tetap dengan mandiri dan tepat

g.    Peserta didik mampu menerapkan pencatatan sistem dana tidak tetap dengan mandiri dan tepat

h.   Peserta didik mampu mempresentasikan hasil pencatatan kas kecil dengan sistem dana tetap dengan mandiri dan tepat

i.     Peserta didik mampu mempresentasikan hasil pencatatan kas kecil dengan sistem dana tidak tetap dengan mandiri dan tepat

 

2.   Uraian Materi

Akuntansi Kas Kecil Sistem Dana Tetap

Pengertian Kas Kecil

 

Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pegeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. Pengelolaan dana kas kecil diserahkan kepada pemegang kas kecil yang bertanggung jawab terhadap pembayaran-pembayaran yang diambilkan dari dana kas kecil. Pengelolaan kas kecil tidak berhak menerima pembayaran-pembayaran dari pihak luar. Atau, dana yang dikelola hanya yang diterima dari pemegang kas besar dan kas umum.

Kas kecil memliki beberapa karakteristik, diantaranya:

1.   Jumlahnya terbatas

Pihak manajemen perusahaan biasanya membatasi jumlah kas kecil sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jumlah kas kecil tiap perusahaan akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat operasionalnya.

 

2.   Digunakan untuk membiayai transaksi rutin yang jumlahnya relatif kecil

Tujuan dari kas kecil, sebagai persediaan untuk mendanai transaksi rutin yang jumlahnya kecil. Pihak manajemen memiliki hak untuk menentukan besarnya kas kecil, tentunya disesuaikan dengan operasional perusahaan.

 

Fungsi-Fungsi Yang Terkait Dengan Kas Kecil
Kas kecil yang dibentuk oleh perusahaan memiliki beberapa fungsi yaitu :
1.   Fungsi Kas
Bertanggung jawab dalam mengisi cek, meminta otorisasi atas cek dan menyerahkan cek pada pemegang dana kas kecil pada saat pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.

 

2.   Fungsi Akuntansi

Bertanggung jawab atas: segala pencatatan yang terjadi terhadap kas kecil, diantaranya :

a)    Pencatatan pengeluaran kas kecil menyangkut biaya dan persediaan.

b)   Pencatatan transaksi pembentukan dana kas kecil

c)    Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran kas/register cek.

d)   Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil.

e)    Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut, fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan keabsahan dokumen pendukung sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar.

 

3.   Fungsi Pemegang Dana Kas Kecil

Bertanggung jawab atas penyimpanan dana kas kecil, pengeluaran dana kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk dan permintaan pengisian kembali dana kas kecil.

 

4.   Fungsi Pemeriksa Intern

Bertanggung jawab atas penghitungan dana kas kecil  (cash count) secara periodik dan pencocokan hasil penghitungannya dengan catatan kas, fungsi ini juga bertanggung jawab atas pemeriksaan secara mendadak (surprised audit) terhadap saldo dana kas kecil yang ada di tangan pemegang dana kas kecil.

 

5.   Fungsi pembayaran tunai

Kas kecil digunakan hanya untuk pembayaran tunai yang relatif kecil.

 

Sistem Pencatatan Kas Kecil

Pengelolaan dana kas kecil dilakukan dengan dua metode pencatatan yaitu dapat menggunakan metode dana tetap (inprest fund method) maupun metode dana tidak tetap (fluctuation fund method).

1.   Metode Dana Tetap (inprest fund method)

Dalam sistem dana tetap, besarnya dana kas kecil selalu tetap sebesar dana kas kecil yang telah ditentukan. Bila jumlah kas kecil sudah berkurang karena untuk melakukan pembayaran-pembayaran, maka pada akhir periode pengelola dana kas kecil akan meminta pengisian kembali kas kecilnya sejumlah uang yag telah dikeluarkan sehingga jumlah uang dalam kas kecil kembali lagi seperti semula. Pada waktu pengisian kembali dana kas kecil jumlahnya didukung dengan bukti-bukti pengeluaran yang dilaporkan. Dalam sistem dana tetap, pengelolaan kas kecil menyelenggarakan pembukuan, melainkan hanya mengadakan pencatatan kas kecil yang sifatnya intern untuk mengetahui saldo kas.

Ciri-ciri penerapan metode dana tetap pada kas kecil adalah sebagai berikut :

a.    Pegelolaan kas kecil mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran yang telah dilakukan sesuai kewenangannya. Dengan bukti-bukti tersebut, pengelola kas kecil meminta penggantian kepada kasir kas umum.

b.   Penggantian dana kas kecil dilakukan dengan penarikan cek yang sama jumlahnya degan dana kas kecil yang sudah dikeluarkan, sehingga dana kas kecil tersedia kembali.

c.    Pada saat dilakukan penggantian dana kas kecil, bukti-bukti pengeluaran kas kecil dicatat dalam jurnal pengeluaran kas sebagai pengeluaran kas kecil.

 

2.   Metode Dana Tidak Tetap  (fluctuation fund method)

Dalam metode dana tidak tetap, pemakaian kas kecil oleh kasir kas kecil dicatat dalam bentuk jurnal formal sehingga buku kas kecil dapat digunakan sebagai dasar pencatatan dalam buku besar. Dana kas kecil tidak ditentukan dalam jumlah yang tetap, sehingga jumlah penggantian dana kas kecil pengisian kembali) tidak harus sama dengan jumlah yang telah dikeluarkan. Oleh karena itu, dalam metode dana tidak tetap tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian terhadap saldo akun kas kecil pada akhir periode.

 

Dalam metode dana tidak tetap, saldo kas kecil berubah-ubah. Penggunaan prosedur pencatatan metode dana tidak tetap adalah sebagai berikut :

a.    Pada saat pembentukan dana kas kecil, akan dilakukan pencatatan dengan mendebet Kas Kecil dan mengkredit Kas.

b.   Setiap ada pengeluaran kas kecil, langsung dilakukan pencatatan dengan mendebet Beban dan mengkredit Kas Kecil.

c.    Pengisian kembali dapat dilakukan sebesar jumlah yang sama, lebih besar atau lebih kecil daripada saat pembentukan tanpa memperhatikan berapa kas kecil yang sudah dikeluarkan.

 


 

Pencatatan Kas Kecil dengan sistem dana tetap

 

No

Keterangan

Jurnal

1

Pada waktu pembentukan dana kas kecil

Kas Kecil               xxx

       Kas                        xxx

2

Pada saat pemegang kas kecil melakukan pembayaran

Tidak dijurnal

 

3

Pada saat pemegang kas kecil menyerahkan bukti-bukti pengeluaran kepada pemegang kas besar untuk penggantian dana atau pengisian kembali kas kecil

Berbagai beban       xxx

       Kas                        xxx

4

Dana kas kecil dianggap terlalu kecil dan perlu di tambah

Kas kecil              xxx

     Kas                          xxx

5

Dana kas kecil dianggap terlalu besar dan dikurangi jumlahnya

Kas                      xxx

      Kas kecil                xxx

6

Pada akhir periode, jika ada pengeluaran yang belum dicatat, maka harus dibuat jurnal penyesuaian

Berbagai beban     xxx

       Kas kecil              xxx

7

Pada awal periode dibuat jurnal pembalik sebesar pengeluaran uang belum dicatat tadi agar saldo kas kecil kembali seperti sebelum diisi kembali

Kas kecil               xxx

      Berbagai beban      xxx

 

 

Kasus 1:

Februari 1   PT Sejati membentuk dana kas kecil Rp. 800.000 dengan menarik cek sebesar Rp. 800.000.

Februari 14 Pengeluaran kas kecil sampai dengan hari ini sebesar Rp. 420.000. Dengan rincian sebagai berikut :

                   Dibayar telepon                       Rp. 150.000

                   Dibayar listrik                                   Rp. 100.000

                             Dibayar beban angkut penjualan      Rp.   80.000

                   Dibeli perlengkapan kantor               Rp.   50.000

                   Dibayar langganan surat kabar         Rp.   40.000

Februari 15 Dilakukan pengisian kas kecil sebesar Rp. 420.000.

Februari 16 Dana kas kecil dianggap terlalu kecil sehingga perlu ditambah sebesar Rp, 200.000

Februari 28 Diadakan tutup buku dan ternyata pengeluaran sampai dengan tanggal tersebut yang belum dicatat sebesar Rp. 250.000, yang terdiri dari :

                   Dibayar beban air                    Rp. 120.000

                   Dibeli perlengkapan                          Rp.   80.000

                   Dibayar beban pertemuan                 Rp.   50.000

 

Buatlah jurnal dengan sistem dana tetap !

Kasus 2

PT  DUHA LAIA  menyelenggarakan kas kecil untuk pengeluaran-pengeluaran kecil. Kas kecil tersebut dibuka pada tanggal 1 Januari 2004 dengan menerima uang sebesar Rp 1.000.000,00 dari Kas Umum. Untuk selanjutnya kas kecil diisi setiap tanggal 10 dan 25.

Transaksi yang berhubungan dengan kas kecil selama bulan Januari 2004, sebagai berikut:

Januari

03

Dibayar biaya angkut barang yang dibeli Rp 50.000,00

 

05

Dibeli perangko Rp 75.000,00 dan Materai Rp 125.000,00 (suplai kantor).

 

09

Dibayar Rekening Listrik Rp 108.000,00 dan air Rp 54.000,00.

 

10

Dana kas kecil diisi kembali.

 

12

Dibayar Biaya Telepon Rp 125.000,00

 

15

Dibeli snack untuk rapat dinas Rp 80.000,00.

 

20

Dibeli suplai kantor Rp 150.000,00

 

25

Dana kas kecil diisi kembali.

 

26

Dibayar untuk sosial (ada anggota keluarga karyawan yang meninggal) Rp 150.000,00.

 

28

Dibeli suplai kantor Rp 100.000,00

 

31

Dibayar biaya angkut barang yang dibeli Rp 20.000,00.

AKUNTANSI KAS KECIL SISTEM DANA BERFLUKTUASI

 

 

A.   Pencatatan kas kecil dengan sistem dana berfluktuasi:

Pencatatan sistem dana tidak tetap dalam jurnal umum dapat dilakukan sebagai berikut :

No.

Keterangan

Jurnal

1

Pada saat pembentukan dana kas kecil

Kas kecil            xxx

     Kas                          xxx

2

Pada saat pemegang dana kas kecil melakukan pembayaran beban-beban

Beban-beban      xxx

      Kas kecil                 xxx

3

Pada saat menerima tambahan uang dari pemegang kas besar

Kas kecil             xxx

       Kas                         xxx

4

Pada waktu kas kecil diisi kembali

Kas kecil              xxx

        Kas                         xxx

 

B.   Perbedaan sistem pencatatan kas kecil dana tetap dan dana berfluktuasi

Perbedaan antara sistem dana tetap dan tidak tetap dijelaskan sebagai berikut :

No.

Sistem Dana Tetap

Sistem Dana Tidak Tetap

1

Saldo akun kas kecil selalu tetap

Saldo akun kas kecil berubah-ubah mengikuti pengeluaran dan penerimaan kas kecil

2

Pengeluaran kas kecil baru dicatat saat diisi

Setiap pengeluaran kas kecil langsung dicatat dengan jurnal

3

Buku kas kecil hanya berfungsi sebagai alat kontrol dan tidak dapat diposting ke buku besar

Buku kas kecil berfungsi sebagai jurnal dan menjadi dasar untuk posting akun-akun buku besar

4

Pengeluaran kas kecil yang sampai akhir periode belum dicatat perlu dibuat jurnal penyesuaiannya.

Pengeluaran kas kecil yang sampai akhir periode belum dicatat tidak perlu dibuat jurnal penyesuaiannya dan tidak perlu dibuat jurnal pembalik sebab setiap pengeluaran langsung dicatat di jurnal

 

C.   Mutasi Dana Kas Kecil pada Buku Kas Kecil

Setiap transaksi yang akan mempengaruhi posisi saldo kas kecil harus dicatat ke dalam dokumen yang digunakan untuk mengelola administrasi dana kas kecil. Dokumen tersebut antara lain.

a.    Bukti Kas Keluar (BKK)

Bukti ini diperlukan pada saat kasir mengeluarkan dana kas, misalnya untuk pembentukkan dana kas kecil dan pada saat pengisiaan kembali dana kas kecil.

 

b.   Permintaan Pengeluaran Kas Kecil (PPKK)

Bukti ini digunakan untuk meminta uang ke pemegang kas kecil, sedangkan bagi pemegang kas kecil, bukti ini sebagai bukti pembayaran kas kecil kepada pengguna kas kecil.

 

c.    Bukti Pengeluaran Kas Kecil (BPKK)

Bukti ini digunakan untuk mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil.

 

d.   Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil (PPKKK)

Bukti ini dibuat oleh pemegang kas kecil untuk meminta pengisian kembali kas kecil kepada bagian keuangan.

 


 

Kasus 1

Tanggal 1 April 2015 PT. Makmur membentuk dana kas kecil sebesar Rp. 500.000 dengan menarik cek sebesar Rp. 500.00. Transaksi yang terjadi sampai dengan tanggal 15 April 2015 adalah sebagai berikut :

April  3  Membeli perlengkapan kantor                          Rp.  80.000

          4  Membayar beban angkut pembelian                Rp.  40.000

          7  Membayar langganan koran dan majalah                  Rp.  50.000

          10 Membayar beban listrik                                   Rp. 120.000

          12 Membayar beban telepon                                Rp. 140.000

          14 Membayar beban rapat                                    Rp.  50.000

          15 Kas kecil diisi kembali                                     Rp. 495.000

Catatlah transaksi di atas dengan sistem dana tidak tetap !

Kasus 2

          PD. Subur Jaya menyelenggarakan Kas Kecil untuk pengeluaran-pengeluaran kecil. Kas Kecil tersebut mulai dibuka pada tanggal 1 Desember 2015 dengan menerima tembusan bukti kas keluar No.001 sebesar Rp 200.000 dari Kas Pusat. Untuk selanjutnya Kas Kecil diisi setiap tanggal 10 dan 25. Transaksi yang berhubungan dengan Kas Kecil selama bulan Desember 2015 adalah sebagai berikut:

-          Des, 3                   Permintaan pembelian prangko Rp 10.000 dan materai Rp 10.000 dari bagian umum dengan PPKK No.002

 

-          Des, 7                   Permintaan penggunaan kas kecil untuk membayar rekening listrik Rp 40.000 dan air Rp 20.000 dengan PPKK No.003

 

-          Des, 10       Pemegang kas kecil membuat PPKKK No.004 untuk mengisi kembali dana kas kecil sebesar Rp 80.000, untuk itu pemegang kas kecil menerima BKK No.005

 

-          Des, 12       Permintaan penggunaan kas kecil dengan PPKK No.006 untuk membayar biaya telegram Rp 15.000 dan biaya iklan pada Rp 40.000

 

-          Des, 15       Diterima BPKK No.007 pembelian prangko dan materai beserta dokumen penduukung

 

-          Des, 18       Permintaan pembayaran biaya angkut barang yang dibeli dengan PPKK No. 008 sebesar Rp 25.000

 

-          Des, 22       Permintaan penggunaan kas kecil dengan PPKK No.009 untuk membayarbiaya telegram Rp 20.000

 

-          Des, 25       Pemegang kas kecil membuat PPKKK No.010 untuk mengisi kembali dana kas kecil sebesar Rp 100.000, untuk itu pemegang kas kecil menerima BKK No.011

 

-          Des, 26       Permintaan pembelian perlengkapan kantor dengan PPKK No.012 sebesar Rp 25.000

 

-          Des, 27       Diterima BPKK No.013 pembayaran rekening listrik dan air

 

-          Des, 28       Permintaan penggunaan kas kecil untuk pembayaran pengobatan karyawan yang sakit dengan PPKK No.014 sebesar Rp 15.000

 

-          Des, 29       Diterima BPKK No.015 pembayaran biaya telegram dan iklan

 

-          Des, 30       Permintaan pembayaran biaya angkut barang dengan PPKK No.16 sebesar Rp 30.000

Buatlah Jurnal Umum atas transaksi Kas Kecil diatas beserta buku kas kecilnya

 

 

 

 


 

PEMERIKSAAN SALDO KAS KECIL

A.   Tujuan Pemeriksaan/Perhitungan fisik saldo kas

Perhitungan fisik dana kas kecil dilakukan oleh petugas yang tidak terkait dengan tugas pengelolaan kas kecil. Uang tunai dan benda-benda yang tergolong dalam kas kecil dihitung dan dilaporkan secara rinci mengenai jenis dan nilai per satuan. Jumlah saldo kas kecil menurut perhitungan fisik harus sama dengan saldo kas kecil menurut catatan. Saldo menurut catatan dihitung sebagai berikut.

          Saldo kas kecil awal periode                                 Rp..............

          Ditambah : pengisian dana kas kecil                    Rp.............. +

                                                                             Rp..............

          Dikurangi : jumlah pengeluaran dana kas kecil                      Rp............... –

          Saldo kas kecil akhir periode                                Rp...............

Berikut Tujuan Pemeriksaan, antara lain :

Ø  Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas kecil.

Ø  Untuk memeriksa apakah saldo kas kecil sama dengan catatan.

Ø  Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan kas kecil.

 

B.   Penyusunan Berita Acara Pemeriksaan Kas Kecil

UD Jaya Abadi

Jakarta

Berita Acara Perhitungan Kas Kecil

31 Desember 2014

1.   Menurut catatan

Saldo per 1 Desember 2014                                          Rp. 1.600.000

Pengisian dana kas kecil                                               Rp. 1.500.000+

Rp. 3.100.000

Pengeluaran kas kecil selama bulan Desember            Rp. 1.350.000-

Rp. 1.750.000

2.   Perhitungan fisik kas kecil

2.1                Uang Kertas

3   lembar @ Rp. 100.000    =    Rp. 300.000

6   lembar @ Rp.   50.000    =    Rp. 300.000

9   lembar @ Rp.   20.000    =    Rp. 180.000

42 lembar @ Rp.   10.000    =    Rp. 420.000

59 lembar @  Rp.    5.000    =    Rp. 295.000

33 lembar @  Rp.    1.000    =    Rp,   33.000 

Jumlah uang kertas                                       Rp. 1.528.000

2.2                Uang Logam

105 keping  @  Rp. 1.000   =  Rp. 105.000

123 keping  @  Rp.   500    =  Rp.  61.500

195 keping  @  Rp.   200    =  Rp.  39.000

165 keping  @  Rp.   100    =  Rp.  16.500

Jumlah uang logam                                            Rp.   222.000+

Jumlah saldo fisik kas kecil 31 Desember 2014                      Rp. 1.750.000

 

C.   Perlakuan Adanya Selisih Saldo Kas Kecil

Jika kas menurut perhitungan fisik lebih besar daripada kas menurut catatan, disebut selisih kas lebih. Jika sebaliknya, disebut selisih kas kurang. Selisih kas dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut :

1.   Jumlah yang diterima atau yang dikeluarkan lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang seharusnya dicatat, karena tidak terjadinya uang pecahan kecil.

2.   Kehilangan akibat kekeliruan saat transaksi pertukaran, misalnya saat memberikan uang kembali.

3.   Kesalahan pencatatan dalam jurnal

4.   Sebab-sebab lain yang sama sekali tidak diketahui.

Pada akhir periode pencatatan, selisih kas lebih dianggap sebagai pendapatan dan selisih kas kurang dianggap sebagai kerugian atau beban. Dalam laporan laba rugi, selisih kas lebih diinformasikan sebagai pendapatan diluar usaha, dan selisih kas kurang diinformasikan sebagai beban diluar usaha. Pencatatan selisih kas kecil dilakukan sebagai berikut :

1.   Selisih kas lebih,

Jumlah dana fisik lebih besar daripada saldo pada buku kas kecil. Dicatat dalam jurnal, yaitu mendebit akun Kas Kecil dan mengkredit akun Selisih Kas Kecil.

2.   Selisih kas kurang,

Jumlah dana fisik lebih kecil daipada saldo pada buku kas kecil. Dicatat dalam jurnal, yaitu mendebit akun Selisih Kas Kecil dan mengkredit akun kas kecil.

Contoh :

Pada tanggal 31 Agustus 2014, terdapat saldo kas kecil Rp. 1.750.000, tetapi jumlah kas kecil secara fisik Rp. 1.950.000. berarti ada selisih kas lebih sebesar Rp. 200.000.

Jurnalnya

Kas Kecil                                  Rp. 200.000

                   Selisih Kas Kecil                                Rp. 200.000

 

Pada tanggal 31 Agustus 2014, terdapat saldo rekening kas kecil Rp. 1.570.000 tetapi berdasarkan hitungan fisik berjumlah Rp. 1.750.000. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata penerimaan dana kas kecil dari kas besar pada tanggal 15 Agustus 2014 sebesar Rp. 950.000 hanya dicatat Rp. 770.000. kesalah tersebut dapat diperbaiki dengan jurnal koreksi sebagai berikut :

Kas kecil                        Rp. 180.000

              Kas                                          Rp. 180.000

 

Kasus 1

Diketahui PT Palapa pada 1 September 2015 melakukan pembentukkan kas kecil sebesar Rp 4.000.000, pada 30 September saldo kas kecil pada buku kas kecil sebesar Rp 350.000. Saldo fisik dana kas kecil pada brankas sebesar Rp 350.000. Buatlah berita acara pemeriksaan kas kecil!

Kasus 2

Diketahui saldo kas kecil PT Wulan Jaya per 1 Juli 2016 sebesar Rp 2.000.000, selama periode juli 2016 perusahaan melakukan pengisian kas kecil sebesar Rp 1.500.000, pada 31 juli 2016 saldo kas kecil pada buku kas kecil PT Wulan Jaya sebesar Rp 490.000. Berdasarkan perhitungan fisik terdapat: 5 lembar @ Rp 50.000, 10 lembar @ Rp 20.000, 3 lembar @ Rp 10.000 dan 4 lembar @ Rp 5.000.

Bagaimanakah perlakuan atas kasus tersebut dan buatlah berita acara atas pemeriksaan kas kecil periode Juli 2016

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Solichatun dkk. 2017.Akuntansi keuangan untuk smk kelas XI. Pustaka mulia. Jakarta

 

https://eprints.uny.ac.id/41359/16/materi%20ajar.pdf

 

https://www.academia.edu/39062038/MATERI_KAS_KECIL_kelas_X_SMK

 

https://www.youtube.com/watch?v=wfyLhWhMA6M

 

https://www.youtube.com/watch?v=ZSFP8WjXfnQ

 

https://www.integrity-indonesia.com/id/blog/2018/01/03/perusahaan-raksasa-kehilangan-miliaran-dolar-karena-fraud-ini-pelajaran-yang-bisa-dipetik/

https://eprints.uny.ac.id/41359/15/Kas%20Kecil%20Metode%20Dana%20Tetap%20PPT.pdf

 

 

 


MODUL AKUNTANSI KEUANGAN

SMK KELAS XI SEMESTER 1

 

 

BIDANG KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN

Program Keahlian Akuntansi

Materi Mengelola Kartu Persediaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Disusun Oleh    : Serli Afrelita, S.Pd

SMK NEGERI 1 CIKARANG UTARA

2020


 

PEMBELAJARAN

 

A.   KEGIATAN BELAJAR

Kompetensi Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.8.      Menganalisis Pencatatan persediaan.

 

3.8.1. Menelaah pengertian persediaan.

3.8.2. Mengidentifikasi klasifikasi persediaan.

3.8.3. Menelaah sistem pencatatan transaksi persediaan barang dagangan.

3.8.1. Menelaah pengendalian internal persediaan.

3.8.2. Menelaah penentuan kepemilikan barang yang berada dalam perjalanan.

4.8.      Melakukan pencatatan  persediaan.

 

 

4.8.1. Menerapkan Perhitungan Fisik Persediaan.

4.8.2. Menerapkan persediaan sistem fisik dengan metode First In First Out.

4.8.3. Menerapkan persediaan sistem fisik dengan metode Last In First Out.

4.8.4. Menerapkan persediaan fisik dengan metode Simple Average Method.

4.8.5. Menerapkan persediaan fisik dengan metode Weighted Average Method.

4.8.6. Menerapkan persediaan fisik dengan metode Specific Identification Method.

4.8.7. Menerapkan persediaan fisik dengan metode Basic Stock Method.

4.8.8. Menerapkan persediaan fisik dengan metode Cross Margin Method.

4.8.9. Menerapkan persediaan fisik dengan metode Retail Method.

4.8.10.              Menerapkan persediaan sistem perpetual dengan metode First In First Out.

4.8.11.              Menerapkan persediaan sistem perpetual dengan metode Last In First Out.

4.8.12.              Menerapkan Persediaan sistem perpetual dengan metode Moving Average Method.

4.8.13.              Menerapkan laporan persediaan barang.

 

1.   Tujuan Pembelajaran

Setelah melaksanakan proses pembelajaran melalui tahapan model Problem Based Learning (PBL):

a.    Peserta didik dapat menelaah pengertian persediaan dengan mandiri dan benar.

b.       Peserta didik dapat mengidentifikasi klasifikasi persediaan dengan mandiri dan benar.

c.        Peserta didik dapat menelaah sistem pencatatan transaksi persediaan barang dagangan dengan mandiri dan benar.

d.       Peserta didik dapat menelaah pengendalian internal persediaan dengan mandiri dan benar.

e.        Peserta didik dapat menelaah penentuan kepemilikan barang yang berada dalam perjalanan dengan mandiri dan benar.

f.         Peserta didik dapat menerapkan Perhitungan Fisik Persediaan dengan mandiri dan benar.

g.        Peserta didik dapat menerapkan persediaan sistem fisik dengan metode First In First Out dengan mandiri dan benar.

h.       Peserta didik dapat menerapkan persediaan sistem fisik dengan metode Last In First Out dengan mandiri dan benar.

i.         Peserta didik dapat menerapkan persediaan fisik dengan metode Simple Average Method dengan mandiri dan benar.

j.         Peserta didik dapat menerapkan persediaan fisik dengan metode Weighted Average Method dengan mandiri dan benar.

k.       Peserta didik dapat menerapkan persediaan fisik dengan metode Specific Identification Method dengan mandiri dan benar.

l.         Peserta didik dapat menerapkan persediaan fisik dengan metode Basic Stock Method dengan mandiri dan benar.

m.      Peserta didik dapat menerapkan persediaan fisik dengan metode Cross Margin Method dengan mandiri dan benar.

n.       Peserta didik dapat menerapkan persediaan fisik dengan metode Retail Method dengan mandiri dan benar.

o.        Peserta didik dapat menerapkan persediaan sistem perpetual dengan metode First In First Out dengan mandiri dan benar.

p.       Peserta didik dapat menerapkan persediaan sistem perpetual dengan metode Last In First Out dengan mandiri dan benar.

q.        Peserta didik dapat menerapkan Persediaan sistem perpetual dengan metode Moving Average Method dengan mandiri dan benar.

r.        Peserta didik dapat menerapkan laporan persediaan barang dengan mandiri dan benar.

 

2.   Uraian Materi

AKUNTANSI PERSEDIAAN

Pengertian Persediaan

 

Barang dagang merupakan barang yang disediakan untuk dijual. Penyediaan barang dagang dilakukan melalui pembelian, artinya barang yang dibeli disimpan sementara kemudian dijual tanpa membuat perubahan. Bisa juga penyediaan barang dagang melalui proses produksi yang dimulai dari pembelian banhan baku, diolah menjadi produk yang siap dijual. Hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan manufaktur (pabrik). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa persediaan barang dagang merupakan aktiva berikut ini.

a.    Barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan normal, seperti :

1.   Persediaan barang dagang (untuk perusahaan dagang)

2.   Persediaan barang jadi (untuk perusahaan industri)

b.   Barang yang ada dalam proses produksi atau dalam perjalanan disebut barang dalam proses.

c.    Barang yang masih berbentuk bahan baku/pembantu akan dimasukkan ke dalam proses prosuksi untuk dijadikan produk jadi.

 

Klasifikasi Persediaan

 

1.   Menurut PSAK no. 14 (2007)

Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu jumlah aktiva berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14) yang menyatakanbahwa persediaan adalah aktiva:

a.    Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.

b.   Dalam proses produksi dan atau perjalanan atau

c.    Dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalamproses produksi 

 

2.   Menurut Jenis Perusahaan

Persediaan barang diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha perusahaan tersebut.

a.    Perusahaan perdagangan persediaan barang merupakan aktiva dalam bentuk siap dijual kembali dan yang paling aktif dalam operasi usahanya.

b.   Perusahaan pabrik atau manufaktur, terdapatnya klasifikasi persediaan yang berbeda antara perusahaan perdagangan dengan perusahaan manufaktur karena fungsi dua perusahaan itu memang berbeda. Fungsi perusahaan perdagangan adalah menjual barang yang diperolehnya dalam bentuk sudah jadi. Dengan kata lain, tidak ada proses pengolahan seandainya terjadi pengolahan maka pengolahan tersebut terbatas pada pembungkusan atau pemberian kemasan agar barang lebih menarik selera konsumen. Sedangkan fungsi perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan mentah menjadi produk selesai. Jadi klasifikasi persediaan menurut perusahaan manufaktur, yaitu :

1)   Persediaan bahan baku, untuk menyatakan barang-barang yang dibeli atau diperoleh dari sumber-sumber alam yang dimiliki dengan tujuan untuk diolah menjadi produk jadi. Dalam hal bahan baku yang digunakan di dalam proses produksi berupa suku cadang dan harus dibeli dari pihak lain, maka barang-barang demikian sering disebut sebagai persediaan suku cadang.

2)    Persediaan produk dalam proses, meliputi barang-barang yang masih dalam pengerjaan yang memerlukan pengerjaan lebih lanjut sebelum barang itu dijual. Produk dalam proses, pada umumnya dinilai berdasarkan jumlah harga pokok bahanbaku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang telah dikeluarkan atau terjadi sampai dengan tanggal tertentu.

3)    Persediaan produk jadi, meliputi semua barang yang diselesaikan dari proses produksi dan siap untuk dijual. Seperti halnya produk dalam proses, produk jadi pada umumnya dinilai sebesar jumlah harga pokok bahanbaku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut.

4)    Persediaan bahan penolong, meliputi semua barang-barang yang dimiliki untuk keperluan produksi, akan tetapi tidak merupakan bahanbakuyang membentuk produk jadi, yang termasuk dalam kelompok persediaan ini antara lain minyak pelumas untuk mesin-mesin pabrik, lem, benang untuk menjilid dan buku-buku pada perusahaan percetakan.

5)    Lain-lain persediaan, misalnya supplier kantor, alat-alat pembungkus sperti halnya pada perusahaan dagang.

 

 

Sistem Pencatatan Persediaan

 

Persediaan bertambah dengan adanya pembelian atau telah selesainya produksi. Pengurangan persediaan terjadi akibat adanya penjualan atau keluarnya barang. Pada saat penjualan terjadi dua peristiwa sekaligus yaitu bertambahnya pendapatan berupa penjualan dan bertambahnya biaya berupa harga pokok penjualan. Terdapat dua sistem yang dapat digunakan unuk melakukan pencatatan atas persediaan, yaitu :

1.   Sistem Periodik

Menurut sistem ini pencatatan hanya dilkaukan pada waktu terjadinya pembelian, sedangkan persediaan tidak dicatat. Untuk mengetahui jumlah penjualan barang dagang dihitung dengan rumus :

 

Jumlah penjualan = Persediaan awal + Pembelian – Persediaan akhir

 

Nilai persediaan akhir dapat diketahui dengan menghitung secara fisik sisa barang dagang periode. sistem pencatatan ini digunakan untuk perusahaan dagang yang menjual barang yang beragam dan harga satuan tiap barang relatif murah sehingga secara teknis harga pokok penjualan setiap jenis barang sulit dihitung.

Prosedur pencatatan dalam sistem ini adalah sebagai berikut :

a.    Faktur pembelian dicatat dalam jurnal pembelian dengan mendebit akun pembelian dan mengkredit aun utang dagang.

b.   Memo kredit yang diterima dari kreditur sebagai bukti transaksi retur pembelian dan pengurangan harga dicatat dalam jurnal umum dengan mendebit akun utang dagang dan mengkredit pembelian.

c.    Faktur penjualan dicatat dalam jurnal penjualan dengan mendebit akun piutang dagang dan mengkredit akun penjualan.

d.   Memo kredit yang dikirimkan kepada debitur sebagau bukti retur penjualan, dicatat dalam jurnal umum atau jurnal retur penjualan dengan mendebit akun retur penjualan dan pengurangan harga dan mengkredit akun piutang dagang.

 

2.   Sistem Perpetual

Dalam sistem ini setiap transaksi, baik pembelian maupun penjualan barang dagang langsung dicatat dalam jurnal. Pembelian dan penjualan juga dicatat dalam kartu persediaan barang dagang sehingga setiap saat saldo persediaan yang masih ada dapat diketahui. Sistem ini cocok digunakan oleh perusahaan yang memiliki persediaan barang dagang yang jenisnya sedikit dan harga satuan relatif mahal, misalnya dealer mobil atau motor.

 

Prosedur pencatatan dalam sistem perpetual adala sebagai berikut :

a.    Faktur pembelian dicatat dalam kartu persediaan barang dagang dan jurnal pembelian dengan mendebit akun persediaan dan mengkredit akun utang dagang.

b.   Memo kredit yang diterima dari kreditor merupakan bukti transaksi retur pembelian dan dicatat:

1.   Mengkredit jurnal umum atau jurnal retur pembelian dengan mendebit akun utang dagang dan persediaan barang dagang.

2.   Kartu persediaan barang dagang sebagai pengeluaran sesuai harga beli barang yang dikembalikan kepada kreditor.

3.   Faktur penjualan :

a)    Dicatat dalam jurnal penjualan dengan mendebit akun piutang dagang, kredit jumlah penjualan.

b)   Harga pokok barang dijual dicatat debet akun Harga Pokok Penjualan, kredit akun persediaan barang dagang dan dicatat dalam kartu persediaan barang dagang yang bersangkutan sebagai pengeluaran.

4.   Memo kredit yang dikirimkan kepada kreditor

a)    Dicatat dalam jurnal umum atau jurnal retur penjualan dengan mendebet akun retur penjualan dan pengurangan harga dan mengkredit akun piutang dagang, kemudian harga pokoknya dicatat dengan mendebit persediaan barang dagang dan mengkredit harga pokok penjualan.

b)   Banyaknya barang dan harga pokok barang yang diterima kembali dicatat dalam kartu persediaan sebagai penerimaan/mutasi masuk.

 

Kedua sistem pencatatan tersebut dapat diperbandaingkan dalam tabel berikut ini.

Tanggal

Transaksi

Sistem Fisik

Sistem Perpetual

2010

Jan

6

Dibeli 6 unit televisi 20” @ Rp. 2.200.000 dari PT. Perkasa secara kredit.

Pembelian (D) 13.200.000

Utang dagang (K) 13.200.000

Persd.brg.dag (D) 13.200.000

Utang dagang (K) 13.200.000

7

Dikembalikan kepada PT. Perkasa 1 unit TV 20” karena mutunya tidak sesuai pesanan.

Utang dagang (D) 7.500.000

Return pembelian 2.200.000

Utang dagang (D) 2.200.000

Persd.brg.dag (K) 2.200.000

10

Dijual secara kredit kepada CV. Sejahtera, 3 unit TV 20” @ Rp. 2.500.000 (harga pokok penjualan Rp. 2.200.000).

Piutang dagang (D) 7.500.000

Penjualan (K) 7.500.000

Piutang dagang (D) 7.500.000

Penjualan (K) 7.500.000

Hrg.pokok.penj (D) 6.600.000

Perd.brg.dag (K) 6.600.000

12

Diterima kembali dari CV. Sejahtera 1 unit TV 20” rusak sebesar Rp. 2.500.000.

Return penjualan (D) 2.500.000

Piutang dagang (K) 2.500.000

Retur penjualan (D) 2.500.000

Piutang dagang (K) 2.500.000

Persd.brg.dagang (D) 2.200.000

Hrg.pokok.penj (K) 2.200.000

 

Dari data di atas laba atau rugi kotor yang diperoleh sampai tanggal 12 Januari 2010 adalah sebagai berikut :

Penjualan kotor                             Rp. 7.500.000

Retur penjualan                            Rp. 2.500.000-

      Penjualan bersih            Rp. 5.000.000

Harga pokok penjualan                 Rp. 4.400.000-

Laba kotor atas penjualan             Rp.    600.000

 

 

 

 


SISTEM PENILAIAN PERSEDIAAN

 

Persediaan barang dagang memegang peranan penting dalam penentuan hasil usaha selama periode tertentu. Jumlah barang dagang yang terjual belum tentu sama dengan jumlah barang yang dibeli dalam periode yang sama, bahkan harga pokk barang dagang yang dibeli juga berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam penilaian persediaan barang dagang pada akhir periode harus diketahui jumlah dan nilai persediaan barang dagang yang sudah terjual dan nilai persediaan barang dagang yang tersisa.

A.   Metode Dalam Penentuan Nilai Persediaan Dalam Sistem Periodik

1.   Firts In Fist Out (FIFO)

Dalam metode ini barang yang lebih dulu masuk (dibeli) dianggap barang yang lebih dulu dikeluarkan (dijual), nilai persediaan akhir sebagian atau selurhnya dihitung berdasarkan harga yang masuk terakhir.

 

2.   Last In Fist Out (LIFO)

Pada metode ini, barang yang masuk (dibeli) terakhir justru dianggap dikeluarkan (dijual) lebih dulu, sehingga nilai persediaan akhir sebagian atau seluruhnya dihitung berdasarkan harga barang yang masuk lebih dulu (awal).

 

3.   Rata-rata sederhana (Simple Average Method)I

Dalam metode rata-rata sederhana, harga per satuan barang ditentukan dengan cara merata-rata jumlah harga beli per satuan setiap transaksi pembelian dan persedian awal dengan frekuensi pembelian dan persediaan awal periode.

 

4.   Rata-rata tertimbang (Weight Average Method)

Pada metode ini, harga pokok rata-rata per satuan barang dihitung dengan membagi jumlah pembelian barang yang disediakan untuk dijual, dengan jumlah satuannya (kuantitasnya). Jadi, persediaan akhir periode adalah hasil kali kuantitas persediaan barang dagang dengan harga rata-rata persatuan.

 


5.   Identifikasi khusus

Dalam metode ini, setiap barang yang masuk (dibeli) diberi tanda pengenal khusus untuk menunjukkan harga per satuan, sesuai dengan faktur yang diterima sehingga nilai persediaan ahir dihitung berdasarkan jenis dan keadaan barang yang masih tersisa.

 

B.   Metode Dalam Penentuan Nilai Persediaan Dalam Sistem Perpetual

Dalam metode perpetual, setiap mutasi persediaan dicatat dalam akun persediaan. Metode penilaian digunakan pada saat terjadi transaksi penjualan untuk menghitung harga pokok penjualan dan dicatat di sisi debit akun harga pokok penjualan dan sisi kredit persediaan barang dagang.

1.   First In First Out (FIFO)

Dalam metode ini barang yang lebih dulu masuk (dibeli) dianggap barang yang lebih dulu dikeluarkan (dijual), nilai persediaan akhir sebagian atau seluruhnya dihitung berdasarkan harga yang masuk terakhir.

 

2.   Last In First Out (LIFO)

Pada metode ini, barang yang masuk (dibeli) terakhir justru dianggap dikeluarkan (dijual) lebih dulu, sehingga nilai persediaan akhir sebagian atau seluruhnya dihitung berdasarkan harga barang yang masuk lebih dulu (awal).

 

3.   Rata-rata bergerak

Metode rata-rata yang diterapkan dalam sistem perpetual disebut rata-rata bergerak. Pada metode ini harga rata-rata selalu berubah karena harga beli rata-rata dihitung setiap transaksi pembelian sehingga harga rata-rata penjualan barang dagang juga tidak sama  atau selalu berubah. Untuk menghitung harga pokok penjualan barang dagang dasarnya adalah harga rata-rata pada saat terjadi transaksi penjualan.

       

 

 

 

 

METODE PENILAIAN PRSEDIAAN PADA SISTEM PERIODIK

A.   Format Kartu Persediaan

 

Tanggal

Keterangan

Masuk

Keluar

Saldo

Unit

Harga

Jumlah

Unit

Harga

Jumlah

Unit

Harga

Jumlah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B.   Perhitungan Nilai Persediaan Melalui Kartu Persediaan Dengan Sistem Periodik

Contoh:

PD. Pendawa empunyai data tentang persediaan barang dagang sebagai berikut :

2010 Maret    

1. Persediaan awal   300kg         @Rp. 8.000 = Rp.  2.400.000

3. Pembelian            500 kg        @ Rp. 7.750          = Rp.  3.875.000

5. Penjualan             350kg

10. Pembelian          700kg         @Rp. 8.250 = Rp.  5.775.000

15. Penjualan           300kg

20. Penjualan           500kg

25. Pembelian          200kg         @ Rp. 8.500          = Rp.  1.700.000+

TOTAL                  1.700kg                           Rp. 13.750.000  1.150kg

 

Setelah dilakukan perhitungan secara fisik sisa barang dagang pada tanggal 31 Maret 2010 yang masih ada dalam gudang 550kg. Berdasarkan data di atas, hitunglah nilai persediaan pada tanggal 31 Maret 2010 jika menggunakan metode FIFO, LIFO, rata-rata sederhana, rata-rata tertimbang dan tanda pengenal khusus.

 


6.   Firts In Fist Out (FIFO)

Nilai persedian barang dagang PD. Pendawa pada tanggal 31 Maret 2010 jika dihitung dengan metode FIFO adalah sebagai berikut.

        Jumlah Persediaan awal dan pembelian     1.700 kg

        Jumlah penjualan                                                1.150 kg-

        Persediaan akhir                                          550kg

       

        Persediaan tersebut terdiri dari:

        Pembelian tanggal 25 Maret 200 kg @ Rp. 8.500 = Rp. 1.700.000

        Pembelian tanggal 10 Maret 350 kg @ Rp. 8.250 = Rp. 2.887.500+

                 Nilai persediaan akhir                                    Rp. 4.587.500

 

7.   Last In Fist Out (LIFO)

Nilai persediaan barang dagangan PD. Pendawa pada tanggal 31 Maret 2010 jika dihitung dengan metode LIFO  adalah sebagai berikut :

        Persediaan akhir            550kg, terdiri dari:

        Persediaan awal             300kg @ Rp. 8.000         = Rp. 2.400.000

        Pembelian tanggal 3 Maret250kg @ Rp. 7.750     = Rp, 1.937.500+

        Nilai persediaan akhir                                          = Rp. 4.337.500

 

 

 

8.   Rata-rata sederhana (Simple Average Method)I

Jika dihitung dengan metode rata-rata sederhana persediaan PD. Pendawa pada 31 Maret 2010 adalah sebagai berikut.

        Jumlah persediaan akhir        = 1.700 kg – 1.150 kg              = 550 kg

        Frekuensi pembelian               = 3 kali + 1 persediaan awal    = 4

        Maka harga rata-rata per kg    =

                                              =

                                              =

                                              = Rp. 8.125

        Jadi, nilai persediaan akhir     = 550 kg x Rp. 8.125

                                                        = Rp. 4.468.750

 


9.   Rata-rata tertimbang (Weight Average Method)

Persediaan akhir periode adalah hasil kali kuantitas persediaan barang dagang dengan harga rata-rata persatuan.

                 Nilai persediaan             = 550 x Rp. 8.088,20

                                                        = Rp. 4.448.520

 

10.            Identifikasi khusus

Misalnya persediaan akhir 550 kg terdiri atas 350 kg pembelian tanggal 3 Maret 2010 dan 200 kg pembelian pada tanggal 25 Maret 2010. Berdasarkan metode ini nilai persediaan pada tanggal 31 Maret 2010 dapat dihitung sebagai berikut :

        350 kg x Rp. 7.750        = Rp. 2.712.500

        200 kg x Rp. 8.500        = Rp. 1.700.000+

        Nilai persediaan akhir    = Rp. 4.412.500

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA SISTEM PERPETUAL

 

A.   Format Kartu Persediaan

 

Tanggal

Keterangan

Masuk

Keluar

Saldo

Unit

Harga

Jumlah

Unit

Harga

Jumlah

Unit

Harga

Jumlah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B.   Perhitungan Nilai Persediaan Melalui Kartu Persediaan Dengan Sistem Perpetual

Contoh:PD. Pendawa empunyai data tentang persediaan barang dagang sebagai berikut :

2010 Maret    

1. Persediaan awal    300kg         @Rp. 8.000 = Rp.  2.400.000

3. Pembelian             500 kg        @ Rp. 7.750          = Rp.  3.875.000

5. Penjualan             350kg

10. Pembelian           700kg         @Rp. 8.250 = Rp.  5.775.000

15. Penjualan           300kg

20. Penjualan           500kg

25. Pembelian           200kg         @ Rp. 8.500          = Rp.  1.700.000+

TOTAL                      1.700kg                           Rp. 13.750.000   1.150kg

 

Setelah dilakukan perhitungan secara fisik sisa barang dagang pada tanggal 31 Maret 2010 yang masih ada dalam gudang 550kg.

1.   First In First Out (FIFO)

Harga pokok penjualan barang dagang dapat dihitung sebagai berikut.

Penjualan tanggal 5 Maret 350 kg terdiri atas :

300 kg persediaan awal         = 300 x Rp. 8.000 = Rp. 2.400.000

  50 kg diambil dari pembelian tanggal 3 Maret

                                     = 50 x Rp. 7.750            =  Rp.    387.500+

        Harga pokok penjualan                              = Rp. 2.787.500

Penjualan tanggal 15 Maret 300 kg diambil sisa pembelian tanggal 3 Maret 2010

                                               = 300 x Rp. 7.750

Jumlah harga pokok             = Rp. 2.325.000

Penjualan tanggal 20 Maret 500 kg terdiri atas:

·         150 kg pemeblian 3   Maret        = 150 x Rp. 7.750 = Rp. 1.162.500

·         350 kg pembelian 10 Maret        = 350 x Rp. 8250  = Rp. 2.887.500+

Jumlah harga pokok                                                    = Rp.4.050.000

Jadi harga pokok penjualan selama bulan Maret 2010 menurut metode FIFO adalah

Harga pokok penjualan tanggal 5 Maret   = Rp. 2.787.500

Harga pokok penjualan tanggal 15 Maret = Rp. 2.325.000

Haga pokok penjualan tanggal 20 Maret  = Rp. 4.050.000+

Jumlah Harga Pokok Penjualan               = Rp. 9.162.500

Nilai persediaan akhir 550 kg terdiri dari :

        Pembelian tanggal 25 Maret              = 200 x Rp. 8.500 = Rp. 1.700.000

        Pembelian tanggal 10 Maret masih   = 350 x Rp. 8.250 = Rp. 2.887.500+

        Jumlah nilai persediaan akhir periode                                    = Rp. 4.587.500

 

4.   Last In First Out (LIFO)

Harga pokok penjualan dari PD. Pendawa dapat dihitung sebagai berikut :

Penjualan tanggal 5 Maret 350 kg diambil dari pembelian sebelum tanggal penjualan, berarti diambil pembelian 3 Maret

= 350 x Rp. 7.750        = Rp. 3.875.000

Penjualan tanggal 15 Maret 300 kg diambil pembelian tanggal 10 Maret

= 300 x Rp. 8.250        = Rp. 2.475.000

Penjualan tanggal 20 Maret 500 kg diambil dari

Pembelian tanggal 10 Maret            = 400 x Rp. 8.250 = Rp. 3.300.000

Pembelian tanggal 3 Maret              = 100 x Rp. 7.750 = Rp. 7.750.000+

Jumlah harga pokok penjualan                                   = Rp. 10.425.000

Nilai persediaan akhir 550 kg terdiri dari ;

a)    Persediaan awal                                   = 300 x Rp. 8.000 = Rp. 2.400.000

b)   Pembelian tanggal 3 Maret masih        =  50  x Rp. 7.750 = Rp.    387.500

c)    Pembelian tanggal 25 Maret                 = 200 x Rp. 8.500 = Rp. 1.700.000+

Jumla nilai persediaan akhir                                                 = Rp. 4.487.500

 

5.   Rata-rata bergerak

Untuk menghitung harga pokok penjualan barang dagang dasarnya adalah harga rata-rata pada saat terjadi transaksi penjualan.

        Penjualan tanggal 5 Maret 350 kg dengan harga rata-rata dari :

        Persediaan awal 300 kg harga rata-rata @ Rp. 8.000              = Rp. 2.400.000

        Pembelian tanggal 3 Maret 500 kg @ Rp. 7.750             = Rp. 3.875.000+

                                                                                     = Rp. 6.275.000

        Harga pokok rata-rata per kg   = Rp. 6.275.000/800

                                                        = Rp. 7.843,75

        Maka, harga pokok penjualan 5 Maret 350 kg= 350 x Rp. 7.843,75= Rp. 2.745.302,50

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Solichatun dkk. 2017.Akuntansi keuangan untuk smk kelas XI. Pustaka mulia. Jakarta

 

https://www.google.com/search?q=materi+kartu+persediaan&oq=materi+kartu+per&aqs=chrome.0.0i19j69i57j0i19i22i30l8.4299j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8

 

https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-kartu-persediaan-barang/

 

https://jubelio.com/2021/kartu-persediaan-barang-dagang-pengertian-fungsi-dan contohnya/#:~:text=Pengertian%20Kartu%20Persediaan%20Barang%20Dagang,stock%20card%20pastinya%20memiliki%20manfaat.

 

https://www.youtube.com/watch?v=4NCn9BgLT9s

 

https://www.youtube.com/watch?v=VvSWofSv71I

 

https://quizizz.com/admin/quiz/6046ddca159cc3001dcb60fc/soal-uts-ak-keu-persediaan-barang-kls-xi-akl-1-2

 

http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/view/447/455

 

https://mukhsonrofi.wordpress.com/2008/10/31/contoh-kasus-korupsi-dan-fraud-penjualan-dan-persediaan/

 

https://www.studocu.com/id/document/universitas-kristen-indonesia-paulus/ardianus-rahmat-darling/kecurangan-persediaan/29659352

 

https://perpustakaan.akuntansipoliban.ac.id/uploads/attachment/QtxS6lsDTjOqW9RghrFbzZyoUafmwu58i4VPep7LH2JNA1CdEK.pdf